Namun ternyata mimpi Dachlan benar terwujud, dia membuktikan kalau niat yang kuat bisa membuat dia sampai di puncak Gunung Rinjani.
Kepada NAGAQQASIA, Dachlan mengisahkan pengalaman diremehkan banyak orang saat diia berniat untuk mendaki gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 4 April lalu.
⠀
"Banyak yang bilang bahwasanya Dachlan itu nggak akan mampu takutnya menjadi beban untuk tim
saya," ujar Dachlan saat dihubungi kumparan, Rabu (25/4).
Lihat juga: Apakah benar jika Awkarin telah hijrah?
Pria berusia 27 tahun ini menjadikan ledekan orang lain sebagai motivasi untuk bisa melakukan pendakian di gunung tertinggi ke 2 di Indonesia tersebut. Teman-teman satu tim Dachlan pun mendukung Dachlan untuk bisa mendaki Gunung Rinjani.
⠀
"Mereka minta saya melakukan olahraga seperti berenang, lari, agar fisik saya ketika mendaki kuat," imbuh Dachlan.
Pria yang bekerja sebagai karyawan Airport swasta di Banjarmasin ini bersyukur karena riwayat penyakit asam lambung yang dideritanya tidak kumat saat menuju puncak Rinjani.
Dia sempat alami kesulitan saat melewati medan berpasir. Dachlan pun mengaku patah semangat dan tak ingin lanjutkan perjalananya menuju puncak karena pesimis bisa melewati medan berat tersebut.
⠀
"Jadi medan puncak yang berpasir itu menambah berat perjalanan karna semakin kita injek itu langsung longsor, kita diam dia turun pasirnya.
Jadi jalan satu langkah turun, padahal aku udah bawa 2 stick buat nompang badan," ujarnya. BandarQ
Namun niat untuk menyerah terpatahkan karena dukungan dari teman-teman satu timnya.
Melihat kekompakan temannya yang ingin melihat ia bisa menuju puncak, Dachlan pun mampu menerjang medan yang sulit menuju ke puncak 3726 mdpl.
Dengan bobotnya yang berat, Dachlan mampu mendaki gunung Rinjani, Ia mengaku menangis saat sampai di puncak.
⠀
"Bersyukur kami bisa kompak sampai puncak, saya terharu karena saya bisa membuktikan dengan orang-orang yang meremehkan saya tak mampu sampai ke puncak Rinjani," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar