Akibat kejadian itu, Rangga Ari Adriansya (12), pelajar kelas 6 SDN 002 Nongsa meninggal dunia. Sementara dua temannya, Wahyu dan Egista yang merupakan pelajar kelas 7 SMP, pingsan. Keduanya pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Saat ini Egista sudah mulai membaik dan diperbolehkan pulang, sementara Wahyu masih dirawat karena kondisinya yang terbilang cukup serius," kata Syafei, guru SDN 002 Nongsa, Minggu (14/10/2018).
Dia menyebutkan, kejadian ini berawal saat ketiganya tengah mencari ikan laga yang merupakan ikan khas di Batam yang ada di parit kampung Tengah, Batu Besar. Saat itu kondisi cuaca memang sedang hujan. Dan ketika terlihat kilat dan petir, mereka langsung berteduh di pondok tidak jauh tempat mereka mencari ikan. Namun tidak lama berteduh, salah satu pohon di dekat pondok anak-anak tersebut tersambar petir dan seketika saja mengenai ketiganya.
"Informasi seperti itu, hanya saja saya juga tidak tahu pasti bagaimana mereka bertiga bisa terkena sambaran hingga merenggut nyawa siswa kelas 6 SDN 002 Nongsa ini," katanya. "Dugaan para orangtua korban, usai menyambar pohon, selanjutnya mantul ke ketiga anak tersebut dan Rangga yang paling parah terkena hingga tewas," tambah dia.
Saat ini jasad Rangga sudah dikebumikan pihak keluarga di TPU Kampung Tua , Nongsa, Batam. Senada juga diungkapkan Feri, orangtua Egista yang mengaku saat ini kondisi Egista sudah diperbolehkan pulang.
"Anak saya tidak begitu parah, yang parah malah sepupunya yang juga keponakan saya, Wahyu karena terus merintih kesakitan," katanya. Menurut dia, saat tiba di Rumah Sakit, Wahyu sempat mengaku kedinginan di sekujur tubuhnya. Bahkan saat ini bahu Wahyu juga tidak bisa disentuh. "Kalau disentuh Wahyu spontan teriak karena merasa kesakitan," sebutnya.
0 komentar:
Posting Komentar